Dalam Keheningan, Ia Bersua

Dalam Keheningan, Ia Bersua

Jumat, 31 Januari 2014

Stay In Memory

Gadis ini tahu bahwa ia hanya seorang gadis kecil tak berdaya. Seorang gadis kecil yg hanya melewati kehidupannya dengan sikap optimisnya. Semua kerja keras yg ia telah lakukan, menyesakkan otaknya. Memenuhi memorinya dengan rumus-rumus tak berguna yg tak pernah ia sukai. Namun, semua hal yg ia temui, bau masa lalu dalam setiap lantunan lagu-lagu yg ia dengar, ingin ia simpan dalam memorinya. Memendam semua aroma yg telah ia lalui di masa lalu ke dalam memorinya. Memendam semua warna dalam masa lalunya ke dalam memorinya. Agar ia dapat kembali melihat keberadaannya di masa lalunya. Tersenyum memikirkan masa lalunya. Menyesakkan dadanya dengan aroma masa lalu yang ia cium. Menyesakkan dadanya dengan warna masa lalu yg ia bayangkan. Gadis ini sangat menganggumi masa lalunya. Banyaknya pertemuan, menghantarkannya ke persimpangan jalan lain. Membuka pikirannya tentang banyak jalan yg dapat ia tempuh ke masa depan. Membuka jendela pengetahuannya tentang arti persahabatan seorang gadis kecil lugu yang indah. Mengagumi kecantikan dan keindahan dalam dunianya yang kecil. Berlari-lari, berteduh di bawah pohon rindang, mencoba mengambil serangga-serangga yang sangat ia benci. Entah kenapa dulu ia sangat menikmatinya. Dan akhirnya banyaknya perpisahan, membuka hatinya yang kini sadar hidup harus selalu berjalan. Roda akan selalu berputar. Duka akan selalu berselang-seling dengan suka. Membuka ketabahan hatinya. Menjadikannya manusia yang kuat. Dan cengeng. Dan jahat. Dan baik. Dan pembohong. Dan polos. Dan pintar. Dan cerdas. Dan bodoh.

Sabtu, 25 Januari 2014

Keserakahan Gadis Ini

Gadis ini merasa ia sangat serakah. Ia ingin mendapatkan rasa dari pria itu. Pria yang bahkan tak pernah melihatnya di dalam dunianya. Pria yang tidak pernah menyadari gadis ini di dunianya. Dan gadis ini tetap ingin menunggunya. Menunggu hingga pria itu mempunyai rasa padanya. Perasaan yang entah kapan akan datang dan tampak pada wajah pria itu yang selalu datar dan dingin. Seolah ia tak pernah memikirkan apapun kecuali dirinya. Dan gadis ini sangat menyedihkan mau menunggu pria seperti itu. Sangat bodoh gadis ini dengan cinta ke 2 nya. Bodohnya gadis ini. Maka dari itu ia akan terus berusaha dan belajar. Dan lucunya bahkan ia tak pernah belajar dari pengalamannya.
//tth/

Kamis, 23 Januari 2014

Emosi Gadis Ini (II)

Entah apa yang kini gadis ini rasakan..
Emosi-emosi aneh yang tiada surut membanjiri hatinya. Emosi-emosi yang terkadang ia tak mengerti. Yang telah sering membuat hatinya sakit, namun di lain sisi yang selalu meramaikan hatinya yang sepi. Dari setiap cengkraman kebodohan lain yang mendekapnya, menyesakkan dada, membuatnya kaku tak bernapas. Dan ia sangat tersiksa. Gadis ini sangat tersiksa. Dan dengan sikapnya yang biasa-biasa itu. Membuatnya muak. Sangat muak! Hingga sangat ingin melemparkan sepatu-sepatunya ke arah orang itu. Ke arah anak kecil itu ! Dan ia akan mencoba untuk menang. Caranya ? Ia akan menjadi gadis yang baik. Membuatnya naik jauh melayang ke atas, agar anak kecil itu bisa merasakan sakitnya jatuh dari ketinggian yang sama seperti gadis itu telah alami. /Hatit/

Selasa, 21 Januari 2014

Gadis Ini Lelah

Menjalani hari-hari yang sama, masih dengan kegiatan yang sama, dan kesibukan yang sama. Gadis ini lelah. Ia sangat mengantuk. Ia hanya ingin tidur meninggalkan semua beban kesehariannya sejenak. Tanpa ia tahu kalau semua ia lalui dengan tak ada harapan. Layaknya seorang yang pesimis, gadis ini berusaha untuk tetap semangat. Menjalani hari-harinya untuk membahagiakan orang yang ia cintai terlebih dahulu. Menjalani hari-harinya yang memuakkan tanpa adanya perasaan. Hanya ditemani oleh ego yang tiap waktunya berkembang menggerogoti sudut-sudut tubuhnya yang kecil. Tersorot sinar lampu yang tak lebih menyilaukan ketimbang sinar mentari yang selalu membuat panas hari-harinya. Keringat yang selalu berkucuran, menggantikan hujan yang seharusnya turun pada hari ini. Sambil berjalan membawa harapan yang selalu ia genggam erat. Yang sangat ingin ia tukarkan dengan masa depannya yang cerah. Dan ingin ia jalani setelahnya dengan penuh kasih dan cinta dari dalam lubuk hatinya yang terdalam...

Senin, 20 Januari 2014

Emosi Gadis Ini

Seperti halnya hutan pinus basah yang selalu ia impikan untuk berada di sana, nafasnya selalu lega ketika memikirkan itu. Hanya ingin menghirup udara yang sangat segar dari hamparan pohon-pohon yang luas membentang tak berujung. Menikmati tiap suara remahan ranting-ranting pohon di tanah yang terinjak oleh kakinya. Betapa ramainya malam ketika bintang-bintang memamerkan seluruh cahayanya tanpa terhalangi oleh tembok-tembok ciptaan manusia.

Namun tiba-tiba hutan itu berubah..
Hujan yang lebat terus menerus mengguyur dengan bulir-bulir airnya yang besar berjatuhan menyiksa para semut yang sedang bekerja untuk ratu mereka. Membuat semua hewan di sana basah kuyup. Sungai yang dahulu mengalir tenang, kini menakutkan dengan arusnya yang besar. Menyapu semua ikan-ikan di sana. Merusak rumah para keluarga berang-berang yang sudah susah payah dibangun.

Lalu datang sinar matahari, menyapu awan hujan dengan senyumnya yang anggun. Menghangatkan semua penghuni hutan yang kedinginan. Menghangatkan gadis itu yang kedinginan di dalam rumahnya. Memberikan harapan bagi semua penghuni hutan, bagi gadis itu. Harapan yang gadis itu selalu genggam erat. Karena ia takut harapan itu akan pergi dari pelukannya. Karena emosinya. Emosinyalah yang selama ini ia takuti. Emosinyalah yang selama ini ia banggakan. Dan emosinya inilah yang selama ini membuatnya jatuh.

Minggu, 19 Januari 2014

Gadis Ini Ingin Pergi

Gadis ini selalu membayangkan orang-orang, kegiatannya, hari- harinya yang harus ia lakukan. Gadis ini sangat sangat dan sangat ingin pergi dari kota sempit dan menyesakkan yang dipenuhi oleh orang2 bodoh ini. Gadis ini hanya ingin pergi ke suatu tempat baru dimana ia tak merasakan ada yang kurang pada dirinya. Pergi sendirian ke tempat dimana yang ada hanya bau sejuk tanah dan tumbuhan yang basah dan udara yang sejuk. Mungkin bekerja sebagai pegawai kantoran kecil yang gajinya cukup untuk membeli rumah, membayar tagihan, makan, jalan2, dan ada cukup uang untuk menghubungi orangtuanya yang berada jauh di sana. Semoga nanti mereka bangga akan putri satu-satunya mereka.

Sebentar, gadis ini hanya punya waktu sebentar untuk menikmati masa remajanya yang benar-benar remaja. Ia harus menjejalkan dirinya pada tumpukan kejenuhan yang tak boleh ia abaikan. Melatih api dalam dirinya yang mendorong mesin kebebasan dan berontak-berontak yang selalu meraung-raung. Dia selalu dan harus berpikir dengan lebih hati-hati. Karena ia bodoh dan sangat tak dihormati. Dan gadis ini benci itu. Dan teman-temannya itu. Dan kotanya itu. Dan perilaku manusia-manusianya yang tak tahu jalan kaki atau naik sepeda gayung. Dan kembali. Ia ingin pergi ke tempat itu. Dan ia yakin tempat itu akan menghargainya seperti ia menghargai penduduknya yang berjalan kaki dan naik sepeda gayung, harumnya tanah basah dan daun yang terkena hujan. Menyejukkan.

Tapi ia masih belum bisa mencium bau kota itu. Terlalu jauh. Hidungnya tak dapat menjangkau itu. Tapi dia berusaha untuk itu. Setidaknya, itu yang ia inginkan...

Gadis Yang Selalu Mencoba

Gadis ini hanya ingin berpikiran bahwa ia tak suka lagi pada orang itu. Hanya ingin mendapatkan perasaan yang biasa seperti halnya perasaannya dengan orang lain dan teman2nya. Gadis ini hanya ingin terlihat bahwa ia bisa lebih keren tanpanya. Ia keluarkan semua kemampuannya, bentengnya, dan tamengnya agar ia tidak jatuh lagi ke dalam lubang yang sama. Tapi selama ini ia menyadari tindakannya itu sebenarnya bodoh ! Sebodoh dirinya yang mengira ia suka padanya. Suka pada gadis yang hitam kurus dan jelek seperti gadis itu. Dan kini pula, di saat umurnya yg sudah cukup untuk mencerna apa yg terjadi, ia berpikir untuk bersikap tidak berlebihan. Ya. Tidak berlebihan.

Gadis ini akan terus berjuang untuk membongkar sedikit demi sedikit balok2 es tebal yg mengelilingi api di hatinya yg redup. Ingin mengobarkan kembali hatinya, dan mencari yang telah memiliki hatinya. Ingin merasakan kembali hangatnya berbagi hati. Ya. Gadis ini sangat menginginkannya. Tapi tidak sekarang. Ia ingin nanti, itu dari pemikiran rasionalnya yang selalu memikirkan sebab dan akibat, namun ia ingin sekarang, dan itu dari hati kecilnya yang masih remaja. Masih berontak, meraung2 minta kebebasan dari penjara ke formalan . Tapi sayang, pemikiran rasionalnyalah yg menang...