Dalam Keheningan, Ia Bersua

Dalam Keheningan, Ia Bersua

Minggu, 19 Januari 2014

Gadis Ini Ingin Pergi

Gadis ini selalu membayangkan orang-orang, kegiatannya, hari- harinya yang harus ia lakukan. Gadis ini sangat sangat dan sangat ingin pergi dari kota sempit dan menyesakkan yang dipenuhi oleh orang2 bodoh ini. Gadis ini hanya ingin pergi ke suatu tempat baru dimana ia tak merasakan ada yang kurang pada dirinya. Pergi sendirian ke tempat dimana yang ada hanya bau sejuk tanah dan tumbuhan yang basah dan udara yang sejuk. Mungkin bekerja sebagai pegawai kantoran kecil yang gajinya cukup untuk membeli rumah, membayar tagihan, makan, jalan2, dan ada cukup uang untuk menghubungi orangtuanya yang berada jauh di sana. Semoga nanti mereka bangga akan putri satu-satunya mereka.

Sebentar, gadis ini hanya punya waktu sebentar untuk menikmati masa remajanya yang benar-benar remaja. Ia harus menjejalkan dirinya pada tumpukan kejenuhan yang tak boleh ia abaikan. Melatih api dalam dirinya yang mendorong mesin kebebasan dan berontak-berontak yang selalu meraung-raung. Dia selalu dan harus berpikir dengan lebih hati-hati. Karena ia bodoh dan sangat tak dihormati. Dan gadis ini benci itu. Dan teman-temannya itu. Dan kotanya itu. Dan perilaku manusia-manusianya yang tak tahu jalan kaki atau naik sepeda gayung. Dan kembali. Ia ingin pergi ke tempat itu. Dan ia yakin tempat itu akan menghargainya seperti ia menghargai penduduknya yang berjalan kaki dan naik sepeda gayung, harumnya tanah basah dan daun yang terkena hujan. Menyejukkan.

Tapi ia masih belum bisa mencium bau kota itu. Terlalu jauh. Hidungnya tak dapat menjangkau itu. Tapi dia berusaha untuk itu. Setidaknya, itu yang ia inginkan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar