Dalam Keheningan, Ia Bersua

Dalam Keheningan, Ia Bersua

Senin, 20 Januari 2014

Emosi Gadis Ini

Seperti halnya hutan pinus basah yang selalu ia impikan untuk berada di sana, nafasnya selalu lega ketika memikirkan itu. Hanya ingin menghirup udara yang sangat segar dari hamparan pohon-pohon yang luas membentang tak berujung. Menikmati tiap suara remahan ranting-ranting pohon di tanah yang terinjak oleh kakinya. Betapa ramainya malam ketika bintang-bintang memamerkan seluruh cahayanya tanpa terhalangi oleh tembok-tembok ciptaan manusia.

Namun tiba-tiba hutan itu berubah..
Hujan yang lebat terus menerus mengguyur dengan bulir-bulir airnya yang besar berjatuhan menyiksa para semut yang sedang bekerja untuk ratu mereka. Membuat semua hewan di sana basah kuyup. Sungai yang dahulu mengalir tenang, kini menakutkan dengan arusnya yang besar. Menyapu semua ikan-ikan di sana. Merusak rumah para keluarga berang-berang yang sudah susah payah dibangun.

Lalu datang sinar matahari, menyapu awan hujan dengan senyumnya yang anggun. Menghangatkan semua penghuni hutan yang kedinginan. Menghangatkan gadis itu yang kedinginan di dalam rumahnya. Memberikan harapan bagi semua penghuni hutan, bagi gadis itu. Harapan yang gadis itu selalu genggam erat. Karena ia takut harapan itu akan pergi dari pelukannya. Karena emosinya. Emosinyalah yang selama ini ia takuti. Emosinyalah yang selama ini ia banggakan. Dan emosinya inilah yang selama ini membuatnya jatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar